·ÉËÙÖ±²¥

Ilmuwan Temukan Warna Baru yang Belum Pernah Dilihat Manusia Sebelumnya

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Warna Baru yang Belum Pernah Dilihat Manusia Sebelumnya

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 27 Apr 2025 12:00 WIB
Permata amonit tak biasa yang berasal dari 71 juta tahun yang lalu, akan dilelang akhir bulan ini. Batuan langka ini memiliki lapisan amolit yang unik, sehingga memberikan warna-warni pelangi yang mempesona.
Ilustrasi Warna. (Foto: Heritage Auction)
Jakarta -

Penglihatan manusia yang terbatas membuat kita tidak bisa melihat warna tertentu. Namun eksperimen ini mengubah segalanya.

Untuk pertama kalinya, manusia bisa melihat sekilas pelangi warna yang terletak tepat di luar jangkauan penglihatan kita. Termasuk biru-hijau dengan saturasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Manusia belum pernah melihatnya sebelumnya karena keterbatasan penghilangan. Ini lantaran warna tersebut ada dalam ruang warna yang tidak dapat diakses oleh mata kita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya, tidak secara alami. Para peneliti di University of California, Berkeley dan University of Washington kini mengklaim telah menemukan cara untuk 'membajak retina' dan memperluas gamut warna alami manusia secara artifisial.

Bukti mereka terletak pada prototipe 'Oz' - yang dapat mengubah cara sinyal warna disalurkan dari sel mata ke sel mata dan ke otak. Pola aktivasi ini tidak mungkin dicapai dalam kondisi penglihatan alami, jelas para peneliti dalam Science Alert.

ADVERTISEMENT

Prototipe tersebut bekerja dengan memancarkan sinar laser dengan satu warna monokromatik, biasanya terlihat sebagai hijau, pada sel kerucut penangkap warna individual. Biasanya, setiap warna yang kita lihat merangsang beberapa sel kerucut di retina kita.

Manusia biasanya trikromat, artinya kita memiliki tiga jenis sel kerucut yang berbeda, peka terhadap panjang gelombang cahaya yang panjang, sedang, dan pendek (L, M, S) dalam spektrum yang terlihat.

Kerucut L mengkhususkan diri pada warna merah, M pada warna hijau, dan S pada warna biru. Ketika sinyal mereka bertemu dan bergabung dalam perjalanan mereka ke otak, mereka membentuk spektrum warna yang kita kenal.

Prototipe Oz mengatasinya dengan menembakkan laser secara langsung hanya pada kerucut M. Secara teoritis, ini akan menciptakan pesan warna untuk otak yang tidakdikenalnya.

Dalam percobaan untuk menguji gagasan itu, tiga peserta mengarahkan pandangan mereka pada latar belakang abu-abu netral sementara cahaya laser hijau menyambar retina mereka. Seperti yang diharapkan, sinyal warna dari sekelompok kecil sel M yang menjadi target tidak dianggap sebagai warna yang dikenal oleh otak.

Partisipan tidak dapat mencocokkan warna yang mereka lihat saat diberi cahaya merah, hijau, dan biru untuk dicampur. Mereka harus menambahkan banyak cahaya putih untuk menghilangkan saturasinya.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh insinyur listrik James Fong dari Berkeley, menamai warna baru yang dilihat partisipan "olo".

Kemudian, para peneliti meminta partisipan melihat titik yang bergerak sambil menargetkan hanya beberapa sel kerucut dengan mikrodosis Oz.

Dengan melakukan hal itu, mereka mengklaim partisipan melihat warna pelangi yang berbeda dan warna yang belum pernah ada sebelumnya di luar rentang warna alami manusia.




(nir/nwy)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikNews
detikFood
detikHot
detikHealth
detikFinance
detikTravel
Wolipop
Sepakbola

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads