Penyelidikan perkara tambang ilegal di Hutan Pendidikan Universitas Mulawarman atau Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) bakal jalan di tempat? Pasalnya, di tengah proses itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan mutasi terhadap sejumlah pejabat, termasuk Kepala Balai Gakkum KLHK Wilayah Kalimantan.
Dalam informasi yang dihimpun detikKalimantan, pergeseran jabatan Kepala Balai Gakkum KLHK Kalimantan terjadi sejak Senin, 21 April 2025. Yang sebelumnya dipegang David Muhammad, kini resmi beralih ke Leonardo Gultom.
Informasi itu dibenarkan Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri KLHK, Krisdianto dalam keterangan pers yang diterima detikKalimantan pada Senin (28/4/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebanyak 1.161 pejabat pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawas, dan fungsional di lingkungan Kementerian Kehutanan telah dilantik pada Senin, 21 April 2025, di Jakarta," kata Krisdianto.
Ia menerangkan mutasi tersebut merupakan bagian dari langkah kementerian membangun sistem kepegawaian berbasis merit. Untuk David Muhammad, kini menempati posisi baru sebagai Kepala Subdirektorat Pendayagunaan Sumber Daya Pengamanan Hutan di Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan.
Kepala Seksi Wilayah II Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) Kalimantan, Anton Jumaedi juga membenarkan kabar tersebut. Kendati demikian, ia memastikan mutasi struktural tidak akan mengganggu proses penyelidikan serta penegakan hukum di Hutan Pendidikan Unmul.
"Proses pendalaman (kasus Hutan Pendidikan Unmul) terus dilakukan. Tidak ada perubahan terhadap komitmen penyelesaian kasus," katanya.
Menurutnya, Leonardo yang sebelumnya bertugas di Jakarta dan sekarang menjadi Kepala Balai Gakkum Kehutanan Wilayah Kalimantan. Mutasi seperti itu hal yang biasa dalam struktur organisasi.
"Sama seperti saya yang sebelumnya bertugas di Kalimantan Barat," ujarnya.
Kasus Tambang Ilegal di Hutan Pendidikan Universitas Mulawarman
Meski penyelidikan masih berlangsung, hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai pelaku utama di balik aktivitas tambang ilegal di kawasan hutan pendidikan seluas ribuan hektare itu. Hingga kini publik pun masih menunggu.
Sebelumnya diberitakan, Hutan Pendidikan Unmul di Samarinda Utara tiba-tiba ditambang saat Lebaran. Peristiwa tersebut terungkap saat mahasiswa Fakultas Kehutanan hendak meneliti di kawasan tersebut. Namun mereka terkejut melihat hutan itu sudah dibabat oleh aktivitas ilegal.
Dari 300 hektare lahan KHDTK, seluas 3,2 hektare habis digasak hanya dalam hitungan hari. Lima unit ekskavator telah meratakan kawasan itu.
Pohon-pohon endemik seperti ulin dan jenis lainnya ikut dirobohkan, meninggalkan hamparan tanah terbuka yang dulunya menjadi bagian penting untuk pendidikan lapangan para mahasiswa. Peristiwa itu pun bikin geger Benua Etam sebab sangat jarang terjadi.
(sun/des)