·ÉËÙÖ±²¥

Warga Pantai Amal Tarakan: Harga Rumput Laut Merosot, Sembako Melonjak

Warga Pantai Amal Tarakan: Harga Rumput Laut Merosot, Sembako Melonjak

Oktavian Balang - detikKalimantan
Sabtu, 19 Apr 2025 09:23 WIB
Pabetang menjadi rumah kedua bagi mereka, tempat berkumpulnya pekerja dari berbagai usia. Dari orang tua hingga anak sekolah yang menabung dari hasil mengikat benih.
Pabetang di Tarakan/Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Budi daya rumput laut menjadi tumpuan hidup masyarakat pesisir Kelurahan Amal, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Merosotnya harga rumput laut dalam dua tahun terakhir membuat nelayan, petani rumput laut, dan pekerja pabetang atau pondok pengikatan benih rumput laut kian terpuruk.

Di RT 15, Binalatung, Tarakan Timur, Bungatang (45) telah 15 tahun bekerja sebagai pengikat benih rumput laut. Dalam satu bentangan tali berisi 15 depa, ia mendapat upah Rp 8.000.

"Kalau dapat 10 tali, sudah Rp 80.000, "ujarnya kepada detikKalimantan, Sabtu (19/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upah itu turun dari yang sebelumnya Rp 10.000. Bahkan pernah hanya Rp 4.000 beberapa tahun lalu.

"Bagi kami, bayaran ini murah. Tapi mau bagaimana lagi, harga rumput laut sedang turun," keluh Bungatang.

Penghasilannya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. Namun ia dan puluhan pekerja lain di pabetang tak punya banyak pilihan.

Pabetang menjadi rumah kedua bagi mereka, tempat berkumpulnya pekerja dari berbagai usia. Dari orang tua hingga anak sekolah yang menabung dari hasil mengikat benih.

"Sepulang sekolah, anak-anak inisiatif ke sini. Kalau tidak, mereka tak punya tabungan," tambah Bungatang.

Ia berharap harga rumput laut stabil. Ia mengenang masa ketika harganya mencapai Rp 17.000 hingga Rp 20.000 per kilogram.

Pabetang: Pusat Aktivitas di Tengah Krisis

Farida (40), pemilik pabetang di RT 12, mempekerjakan hampir 20 orang untuk mengikat benih rumput laut sebelum ditanam di laut.

"Biar cepat pengerjaannya, karena bibit yang sudah diikat tak boleh dibiarkan bermalam," jelasnya.

Pabetang miliknya berdiri sejak empat tahun lalu, dengan pekerja tetap dan sambilan yang bebas memilih pabetang lain jika pekerjaan sepi. Namun, Farida mengaku hasil budidaya rumput laut tak lagi menguntungkan.

"Paling hanya balik modal," ujarnya.

Penurunan harga rumput laut berdampak besar. Itu membuatnya sulit menaikkan upah pekerja.

Nelayan Rumput Laut: Pendapatan Merosot, Bantuan Nihil

Nurmaini, warga RT 14, istri seorang nelayan rumput laut, mengeluhkan kondisi sulit yang mereka hadapi. Harga rumput laut kering (kadar air 43-45%) kini hanya Rp 8.000 per kilogram, bertahan dua tahun dengan kenaikan tertinggi Rp 9.000.

"Parah sekarang, harga murah sekali, apalagi sembako semakin naik," ungkapnya.

Dalam sekali melaut, suaminya menghabiskan dua gelong atau jeriken bensin seharga Rp 400.000. Dalam 15 hari, mereka hanya mengumpulkan 150-200 kg rumput laut, sehingga hanya menghasilkan Rp 1,2 juta hingga Rp 1,6 juta.

Pabetang menjadi rumah kedua bagi mereka, tempat berkumpulnya pekerja dari berbagai usia. Dari orang tua hingga anak sekolah yang menabung dari hasil mengikat benih.Anak sekolah yang ikut mengikat benih. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Setelah dikurangi biaya bensin, mereka hanya membawa pulang Rp 400.000 hingga Rp 800.000. Dalam sebulan, dengan dua kali melaut, pendapatan maksimal hanya Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta.

"Hasil itu dikurangi lagi untuk rumah tangga. Harga sembako mahal, harga rumput laut turun, sangat berat," keluh Nurmaini.

Untuk menyokong keluarga, ia dan anak-anaknya bekerja di pabetang dengan upah Rp 100.000 per hari. Nurmaini juga menyoroti minimnya bantuan pemerintah.

"Kami tak pernah dengar ada bantuan. Bahkan, bantuan itu tak pernah tersentuh," ujarnya.

Nurmaini menyebut hampir 50% petani rumput laut di wilayahnya gulung tikar dan pulang kampung akibat harga yang tak kunjung membaik. Biaya operasional tinggi dan pendapatan minim membuat banyak petani menyerah.

Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan, baik melalui bantuan langsung maupun stabilisasi harga rumput laut.




(sun/mud)
Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikNews
detikFinance
detikHot
detikOto
detikFood
detikHealth
detikTravel
detikInet
Hide Ads