·ÉËÙÖ±²¥

Viral Siswa SMK di Sleman Dilarang Ikut Ujian gegara Nunggak Bayar Sekolah

Viral Siswa SMK di Sleman Dilarang Ikut Ujian gegara Nunggak Bayar Sekolah

Adji G Rinepta - detikJogja
Rabu, 12 Feb 2025 19:21 WIB
Ilustrasi Uang Sekolah
Foto: Ilustrasi Uang Sekolah (Tim Infografis: Zaki Alfarabi & Mindra Purnomo)
Jogja -

Sebuah video berisi pengakuan salah satu siswa kelas 12 di SMK swasta di Sleman dilarang ikut ujian sekolah lantaran menunggak bayar sekolah viral di media sosial. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY pun turun tangan.

Video yang diunggah akun TikTok, Om Ris, itu memperlihatkan seorang siswa yang membacakan surat terbuka untuk Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Surat terbuka itu berisi permohonan bantuan untuk mengatasi masalahnya.

Dalam video itu, siswa tersebut mengaku diusir dari ruang kelas saat hendak mengikuti ujian sekolah lantaran belum melunasi biaya sekolah. Ia juga mengaku berasal dari keluarga broken home.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Surat Terbuka ke Gubernur Dari Anak Putus Sekolah di Jogja. Anak korban broken home kelas 12 terpaksa putus sekolah karena tidak boleh mengikuti ujian, dan dipaksa keluar dari ruang kelas oleh guru saat mau mulai ujian," tulis keterangan di video tersebut, dilihat detikJogja, Rabu (12/2/2025).

Menanggapi hal ini, Disdikpora DIY pun turun tangan. Masalah ini diselesaikan lewat mediasi pada Rabu (12/2) di Kantor Disdikpora DIY dengan mempertemukan orang tua siswa, siswa, pihak sekolah, dan pihak terkait lainnya.

ADVERTISEMENT

Kepala Disdikpora DIY, Suhirman menjelaskan dari proses mediasi diketahui persoalan utamanya adalah kurangnya komunikasi antara orang tua siswa, siswa, dan pihak sekolah.

"Semua sudah menyepakati bahwa anak ini besok sudah bisa untuk melaksanakan ujian sekolah. Dan sudah tidak ada permasalahan lagi. Harapannya, anak bisa melanjutkan proses pembelajaran dengan baik sampai selesai," jelas Suhirman melalui keterangannya, Rabu (12/2).

Mediasi di kantor Disdikpora DIY, Kota Jogja, Rabu (12/2/2025).Mediasi di kantor Disdikpora DIY, Kota Jogja, Rabu (12/2/2025). Foto: Dok. Humas Pemda DIY

Suhirman berharap tidak ada lagi masalah serupa ke depannya. Jika masih ada masalah serupa, pihaknya siap membuka pintu komunikasi.

"Jika ada masalah semacam ini, jangan segan-segan untuk komunikasi. Karena ternyata persoalan seperti ini bisa kita selesaikan dengan baik. Jangan sampai anak dirugikan dalam proses pembelajarannya hanya karena persoalan administrasi," paparnya.

Konfirmasi Pihak SMK

Diketahui, sekolah tempat siswa tersebut menimba ilmu adalah SMK Nasional Berbah, Sleman. Kepala SMK Nasional Berbah, Edy Muchlasin pun membantah adanya tindakan pengusiran siswa dari kelas ujian karena belum menyelesaikan persyaratan administrasi.

Pihaknya pun telah berupaya membantu orang tua siswa untuk mengajukan keringanan biaya pendidikan. Menurut dia, sekolah juga masih memberikan toleransi agar semua siswa bisa tetap mengikuti ujian.

"Kami sebelumnya sudah bicara dengan orang tua siswa, jika memang tidak mampu, bisa kami bantu mengajukan keringanan tapi syaratnya harus ada surat miskin. Sayangnya orang tua siswa tidak punya. Tapi sekarang sudah ada pihak yang membantu menanggung biayanya, jadi masalah sudah selesai," terangnya.

Edy menegaskan, pihaknya akan menjamin siswa tersebut dapat mengikuti ujian dan menjamin tidak akan ada diskriminasi kepada siswa akibat viralnya masalah ini di media sosial.

"Kami menjamin tidak ada diskriminasi atau bahkan pem-bully-an kepada anak kami ini," tegasnya.

Sementara, orang tua siswa, inisial A, mengaku lega karena persoalan anaknya bisa selesai.

"Saya juga berterima kasih kepada pihak sekolah sudah mau mengerti kondisi saya. Alhamdulillah anak saya sudah dibantu untuk biaya," ungkapnya.




(rih/dil)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikHot
detikNews
Sepakbola
detikInet
detikOto
detikHealth
Sepakbola
Wolipop
Hide Ads