Kucing kembang telon merupakan kucing yang memiliki tiga warna bulu sekaligus, yaitu hitam, putih, dan oranye. Di kalangan cat lovers, ada begitu banyak fakta dan mitos kucing kembang telon yang beredar, salah satunya menyebutkan bahwa kucing tersebut adalah pembawa rezeki.
Menariknya, kucing kembang telon ini tidak hanya dikenal di Indonesia. Dikutip dari Cat Town Oakland, kucing calico alias kembang telon bahkan diangkat sebagai kucing resmi negara bagian Maryland, Amerika Serikat, sejak 2001. Alasannya, warna bulu calico adalah warna dari burung dan kupu-kupu resmi Maryland, yaitu Baltimore Oriole dan Baltimore Checkerspot.
Ternyata ada banyak mitos mengenai kucing kembang telon yang menarik untuk kita cari tahu. Di balik mitos tersebut juga tersimpan fakta yang mengejutkan. Penasaran dengan fakta dan mitos kucing kembang telon, detikers? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta dan Mitos Kucing Kembang Telon
Ini dia sejumlah fakta dan mitos kucing kembang telon yang dirangkum dari majalah Cat & Dog serta laman The Catnip Times dan Cat Town Oakland.
1. Kucing Kembang Telon Selalu Betina, Benarkah?
Kucing kembang telon, atau yang lebih dikenal sebagai kucing calico, sering kali dikaitkan dengan berbagai mitos menarik, terutama soal jenis kelaminnya. Salah satu kepercayaan yang populer di kalangan pencinta kucing adalah bahwa semua kucing calico pasti betina. Namun, benarkah demikian?
Faktanya, menurut penjelasan dari Drh Fitria Senja Murtiningrum yang dikutip dari majalah Cat & Dog edisi 18 (2018), tidak semua kucing calico berjenis kelamin betina, meskipun kucing jantan calico memang sangat langka. Secara genetis, warna bulu kucing calico, yakni kombinasi putih, hitam, dan oranye, disebabkan oleh sifat-sifat warna yang dibawa oleh kromosom X.
Kucing betina memiliki dua kromosom X (XX), sehingga memungkinkan munculnya dua warna sekaligus. Bila ditambah warna putih dari gen lain, maka muncullah pola khas calico. Berbeda dengan kucing jantan yang hanya memiliki satu kromosom X (XY), warna calico umumnya tidak muncul karena hanya ada satu sifat warna dominan yang terekspresikan.
Namun, kucing jantan calico bisa muncul akibat kelainan genetik, salah satunya adalah sindrom Klinefelter (XXY), di mana kucing jantan memiliki kromosom ekstra. Sayangnya, kondisi ini membuat kucing jantan calico mandul dan rentan mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti pertumbuhan tidak sempurna, kelainan darah, dan gangguan reproduksi.
Ada juga kemungkinan yang lebih langka, yaitu fenomena chimera, di mana dua embrio yang berbeda bergabung menjadi satu. Dalam kasus ini, seekor kucing jantan dapat memiliki dua set DNA berbeda, memungkinkan munculnya warna calico meski secara kromosom tampak normal (XY). Namun, kejadian ini sangat jarang ditemukan.
2. Dipercaya Sebagai Pembawa Keberuntungan
Banyak budaya percaya bahwa kucing calico membawa keberuntungan atau rezeki. Di Jepang misalnya, calico adalah simbol keberuntungan, bahkan dijadikan patung Maneki-Neko, kucing yang mengundang rezeki.
Tak hanya di Jepang, di negara seperti Amerika Serikat dan Jerman, calico juga dianggap membawa hoki. Bahkan dulu di AS, calico disebut Money Cats karena dipercaya bisa membawa uang.
Karena kucing calico tidak bisa dibiakkan secara sengaja, mereka dianggap unik dan langka. Inilah yang membuat banyak orang melihat mereka sebagai makhluk istimewa yang penuh berkah.
3. Kucing Calico atau Kembang Telon Bukan Ras Tertentu
Banyak orang mengira bahwa kucing calico atau kembang telon adalah jenis atau ras kucing tertentu. Padahal, kedua istilah ini hanya merujuk pada pola warna bulu, bukan pada ras atau keturunan kucing.
Pola calico atau kembang telon terdiri dari kombinasi warna hitam, oranye, dan putih, dan bisa muncul pada berbagai ras kucing seperti Persia, Maine Coon, hingga kucing kampung biasa. Karena hanya berkaitan dengan warna, sifat dan perilaku kucing calico atau kembang telon lebih dipengaruhi oleh jenis ras atau lingkungannya.
Jadi, dua kucing dengan pola warna serupa bisa memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Pola warna ini pun muncul secara acak dan tidak bisa diprediksi secara pasti, menjadikan setiap kucing calico atau kembang telon unik.
4. Warna Bulunya Unik dan Berbeda dari Tortoiseshell
Meski sekilas mirip, kucing kembang telon berbeda dengan kucing tortoiseshell (tortie). Perbedaan utamanya terletak pada dasar warna bulu. Kembang telon punya warna dasar putih, sementara tortoiseshell biasanya tidak memiliki warna putih.
Kucing kembang telon punya pola warna putih yang cukup banyak, bisa sampai 75% dari tubuhnya. Sisanya terdiri dari kombinasi oranye dan hitam yang tidak beraturan. Variasi lain seperti krem, cokelat, atau abu-abu juga bisa muncul.
Banyak orang tertukar antara keduanya karena sama-sama berpola belang tiga. Tapi jika diamati lebih teliti, pola kembang telon lebih cerah dan kontras. Sedangkan tortoiseshell cenderung gelap dan tanpa warna dasar putih.
5. Kucing Kembang Telon Diyakini Berasal dari Mesir
Para peneliti memperkirakan bahwa kucing kembang telon berasal dari wilayah sekitar Mesir kuno. Gen warna oranye yang khas diyakini muncul pertama kali di sana. Kucing-kucing ini kemudian dibawa oleh pedagang dalam pelayaran mereka.
Kucing peliharaan ini ikut berlayar ke berbagai pelabuhan di Laut Mediterania seperti Prancis, Italia, dan Yunani. Mereka dipelihara untuk menjaga kapal dari tikus dan hama lainnya. Dari situlah gen unik mereka menyebar ke seluruh dunia.
Kini, kucing kembang telon bisa ditemukan hampir di semua negara. Warna bulunya yang khas menjadikannya mudah dikenali. Meski asal-usul pastinya sulit dipastikan, peran mereka dalam sejarah manusia cukup penting.
Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai 5 fakta dan mitos kucing kembang telon yang dipercaya membawa rezeki atau keberuntungan. Semoga bermanfaat!
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis Sejumlah Sekolah di Jogja Berhenti
Klarifikasi Bibit Terlapor Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Bantul
Jokowi Bakal Laporkan 4 Orang Terkait Tudingan Ijazah Palsu, Siapa Saja?