Intermediate Treatment Facility (ITF) pusat karbonasi di Bawuran, Pleret, Bantul mulai uji coba hari ini. Diharapkan ITF dengan kapasitas pengolahan 50 ton sampah residu ini mulai beroperasi penuh awal bulan April.
Direktur Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka, mengatakan bahwa pihaknya telah menyalakan mesin di ITF Bawuran sejak hari Minggu (9/3). Sedangkan hari ini mesin akan mulai dicoba untuk memproses sampah.
"Mulai hari ini kita nanti sudah mulai uji coba, dan uji coba akan kita maksimalkan," katanya kepada wartawan di Bawuran, Pleret, Bantul, Selasa (11/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uji coba itu merupakan bagian dari commissioning test yaitu pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem, peralatan dan instalasi berfungsi sesuai dengan spesifikasi.
"Harapannya, maksimalnya kita sudah bisa menerima sampah setidaknya untuk uji coba paling tidak di minggu depan. Sehingga nanti kita pastikan di awal bulan April kita sudah bisa menerima sampah," ujarnya.
Sedangkan untuk sampel uji coba, Yuli menyebut, pihaknya mengambil sampah residu di sekitar ITF Bawuran. Adapun tonase sampah yang diolah akan dinaikkan secara bertahap.
"Saat uji coba belum langsung 50 ton, tapi bagaimana itu efektif kita menemukan permasalahan, polanya sehingga kemudian ketemu kalau maksimal 50 ton artinya harus kita lakukan perbaikan atau sesuatu yang harus dilakukan," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (Sekda DIY), Beny Suharsono, menambahkan mulainya uji coba ITF Bawuran merupakan komitmen dalam penyelesaian masalah sampah di DIY. Beny berharap, sampah yang datang ke ITF tersebut sudah terpilah sehingga bisa langsung menjalani pemrosesan.
"Sehingga ini adalah komitmen bersama untuk memastikan layanan publik terkait pengelolaan sampah se-DIY bisa berjalan," ucapnya.
Terkait belum maksimalnya operasional ITF Bawuran, Beny memakluminya karena semuanya harus berproses. Mengingat jika ITF Bawuran sudah maksimal penanganan sampah di Kota Jogja bisa tertangani.
"Tentu hari ini tidak serta merta berproses karena harus melalui uji coba-uji coba. Tapi kalau ini bisa berjalan, sebagian penanganan sampah di Kota Jogja akan bergeser di sini, tentu semua itu dengan kerja sama dengan pengelola ITF Bawuran," ujarnya.
Siap Tampung Sampah dari Luar Daerah
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul membuka kerja sama pengolahan sampah dengan daerah lain dengan adanya ITF Bawuran ini. Saat ini Pemkab Bantul sedang menghitung tarifnya.
"Karena perusahaan maka ini pendekatannya komersial, jadi cost (biaya) dan benefit (keuntungan) dihitung betul," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
Saat ini ITF Bawuran dikelola oleh Perusahaan Daerah Aneka Dharma. Diharapkan kerja sama dengan daerah lain itu bisa meningkatkan pendapatan asli daerah.
"Tarifnya ini nanti kalau beberapa kerja sama dengan beberapa pihak itu Rp 450 ribu per ton, untuk mengolah sampah di sini. Tapi nanti kita formalkan dalam peraturan tarif pengelolaan sampah agar nanti seragam," ujarnya.
"Jadi mungkin ada sisa kapasitas di sini nanti akan dikerjasamakan dengan Kota (Jogja) atau Sleman sampai kapasitas optimal itu termanfaatkan. Sehingga bisa mempercepat penanggulangan sampah di DIY," ujarnya.
Kerjasama pengolahan sampah itu Halim ambil karena Bantul telah memiliki banyak tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Sehingga Bantul tidak bergantung kepada ITF Bawuran.
"ITF Bawuran sehari bisa mengolah sekitar 300 ton sampah, jadi misal untuk Kota (Jogja) bisa 100-200 ton per hari, karena Bantul memiliki kapasitas berlebih. Mengingat Bantul memiliki beberapa TPST seperti Dingkikan, Modalan dan Pasar Niten," ucapnya.
Terkait tawaran kerja sama itu, Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menyambut baik. Hanya saja dia berharap bisa mendapatkan harga spesial.
"Kami berharap kerjasama Pemkot dan Pemkab ini bisa mendapatkan perlakuan spesial karena bukan bisnis to bisnis, tetapi bisa pemerintah to pemerintah, dan itu bisa lebih murah sedikit," kata Hasto Wardoyo di lokasi ITF Bawuran.
(ahr/apl)
Komentar Terbanyak
Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis Sejumlah Sekolah di Jogja Berhenti
Klarifikasi Bibit Terlapor Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Bantul
Ini Alasan Makan Bergizi Gratis Sejumlah Sekolah di Jogja Dihentikan