·ÉËÙÖ±²¥

Khidmatnya Jumat Agung di Katedral Semarang

Khidmatnya Jumat Agung di Katedral Semarang

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 18 Apr 2025 19:24 WIB
Suasana ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Semarang, Kota Semarang, Jumat (17/4/2025).
Suasana ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Semarang, Kota Semarang, Jumat (17/4/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Ribuan umat Katolik mengikuti ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci alias Gereja Katedral Semarang. Mereka mengenang wafatnya Yesus Kristus dengan khidmat.

Suasana hening dan penuh khidmat menyelimuti Gereja Katedral Semarang di Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, pada peringatan Jumat Agung.

Rangkaian ibadah Jumat Agung diawali dengan masuknya Imam ke dalam gereja tanpa hiasan, tanpa musik, dan dengan altar kosong sebagai lambang keheningan dan duka umat atas wafatnya Yesus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Panitia Paskah Gereja Katedral Semarang, Markus Setyobudi menegaskan Jumat Agung bukanlah misa seperti biasanya, melainkan ibadah khusus tanpa perayaan ekaristi.

"Karena kurban sejati telah dilakukan oleh Yesus sendiri. Jadi hari ini mengenang wafatnya Yesus Kristus, Tuhan kami, dan dirayakan setiap Jumat Agung," kata Markus di Gereja Katedral, Jumat (17/4/2025).

ADVERTISEMENT

"Yang utama waktu Jumat Agung yaitu Yesus sendiri dan penghormatan salib. Salib yang bagi orang dahulu itu kehinaan, tetapi dengan Yesus, salib itu menunjukkan kebesaran Tuhan," lanjutnya.

Umat pun hadir membawa salib kecil yang kemudian diperciki air suci sebagai sarana doa untuk di rumahnya masing-masing. Mereka antre mendapatkan percikan air suci tersebut.

Suasana ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Semarang, Kota Semarang, Jumat (17/4/2025).Suasana ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Semarang, Kota Semarang, Jumat (17/4/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Semarang itu diikuti sekitar 4.000 orang. Selain penghormatan salib dan pembagian komuni, ibadah Jumat Agung juga diisi dengan puji-pujian dan kisah sengsara Yesus yang dinyanyikan dalam bentuk 'Pasiokan', atau nyanyian tentang penderitaan Kristus.

Ia menjelaskan, sejak Kamis Putih hingga Sabtu Suci besok, tak ada hiasan maupun nyanyian dalam gereja. Hal itu dilakukan guna mengenang wafatnya Yesus.

"Pesannya dari Uskup Agung hari ini, pertamaya yaitu salib itu suatu sumber ketaatan Tuhan Yesus, kedua kesetiaan Tuhan Yesus kepada Bapaknya, ketiga bahwa salib bukan suatu keputusasaan. Kita diajak bertaubat dan semakin beriman kepada Tuhan," paparnya.

Menghadapi Minggu Paskah mendatang, kata Markus, panitia telah bekerja sejak masa Pra-Paskah yang dimulai saat Rabu Abu.

"Kami menyiapkan bukan hanya secara fisik seperti tenda, kursi, kipas, dan sistem keamanan bersama polisi, TNI, dan Dishub, tapi juga secara spiritual. Umat Katolik telah menjalani masa taubat selama 40 hari penuh untuk menyambut momen suci ini," kata Markus.

Dalam masa Pra-Paskah, umat diwajibkan menjalankan puasa dan pantang, terutama pada Rabu Abu dan Jumat Agung. Puasa berlaku bagi umat usia dewasa hingga 60 tahun, sedangkan pantang dianjurkan bagi semua usia.

"Jadi tidak melakukan hal yang disukai, misal tidak merokok bagi orang dewasa, anak-anak bisa menyisihkan uang saku untuk hal-hal di rumah dan sesama," jelasnya.




(dil/dil)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
detikTravel
detikHot
Wolipop
Sepakbola
detikInet
detikNews
detikFood

Hide Ads