·ÉËÙÖ±²¥

Khidmatnya Minggu Palma di Katedral Semarang

Khidmatnya Minggu Palma di Katedral Semarang

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 13 Apr 2025 18:30 WIB
Umat Katolik mengikuti Minggu Palma di Gereja Katedral Semarang, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Minggu (12/4/2025).
Umat Katolik mengikuti Minggu Palma di Gereja Katedral Semarang, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Minggu (12/4/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Ratusan umat Katolik memadati Gereja Katedral, Kecamatan Semarang Selatan, untuk mengikuti perayaan Minggu Palma. Perayaan ini menjadi awal Pekan Suci menjelang Paskah bagi umat Katolik.

Misa dipimpin Romo Bernadus Singgih Guritno. Sebelum misa dimulai, umat mengikuti ibadah pemberkatan daun palma terlebih dahulu. Tiap umat membawa daun palma sebagai simbol sambutan terhadap Yesus.

Usai pemberkatan, dilakukan prosesi perarakan menuju Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratus Rosario Suci atau Gereja Katedral Semarang. Prosesi ini melambangkan penyambutan Yesus sebagai raja, seperti yang digambarkan dalam Injil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masuk ke gereja itu menandakan mulai suasananya sedih dan ritusnya seperti ekaristi yang biasanya," kata Ketua Panitia, Markus Setyobudi, kepada detikJateng di Gereja Katedral Semarang, Minggu (12/4/2025).

Markus mengatakan daun palma yang digunakan dalam prosesi merupakan simbol tradisi Yahudi kuno dalam menyambut seorang raja.

ADVERTISEMENT

"Ada dua hal dalam Minggu Palma, yaitu mengenang Yesus masuk ke Yerusalem sebagai raja, kemudian setelah itu mulai pada sengsara Kristus. Persiapan menuju ke penyaliban," jelas Markus.

Adapun, Gereja Katedral Semarang menggelar empat kali misa yang dimulai sejak Sabtu (12/4) malam kemarin pukul 18.00 WIB, dilanjutkan tiga misa pada hari Minggu pukul 07.00 WIB, 16.00 WIB, dan 18.30 WIB.

"Totalnya ada empat misa. Umat yang hadir dalam satu misa bisa mencapai 1.500 orang, terdiri dari sekitar 700 umat di dalam gereja dan sekitar 800 umat di luar," paparnya.

Perayaan tahun ini disebut tak seramai tahun sebelumnya, karena jatuh setelah momen Idulfitri. Pasalnya, kebanyakan umat Katolik di Gereja Katedral Semarang merupakan warga luar Kota Semarang.

"Kebanyakan umat tamu, karena ini di tengah-tengah kota. Biasanya kalau sebelum Lebaran umat yang mudik masih di Semarang dan bisa ikut misa," terangnya.

"Mungkin anaknya sudah banyak yang kembali ke kota asal setelah Lebaran, karena liburnya sudah habis. Kalau dulu sebelum Lebaran, lebih ramai," kata Markus.

Selain ritus liturgi, misa Minggu Palma juga diwarnai dengan lagu-lagu pujian khas, termasuk lagu 'Yerusalem' dan 'Hosana Putra Daud' yang menggambarkan suasana saat Yesus dielu-elukan memasuki Yerusalem.

Peringatan Minggu Palma ini menjadi momen penting bagi umat untuk merenungkan pengorbanan Yesus dan mempersiapkan diri menyambut Paskah yang akan dirayakan pada Minggu (20/4) mendatang.




(afn/afn)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikOto
Sepakbola
detikNews
detikFinance
detikHealth
Wolipop
detikFood
detikHot

Hide Ads