Apakah detikers setuju bila penjurusan di SMA yakni IPA-IPS-Bahasa dihidupkan lagi seperti wacana yang dilontarkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti? Ini hasilnya.
Pertanyaan itu dilontarkan dalam polling akun X @·ÉËÙÖ±²¥pada Senin 14 April 2025 pukul 10.14 WIB dengan periode polling 24 jam.
Pada Selasa (15/4/2025) saat polling ditutup berikut hasilnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Total detikers yang memilih adalah 167.
- detikers yang setuju adanya penjurusan di SMA adalah 74,3% atau setara 124 pembaca.
- Sedangkan sisanya, 25,7% yang tidak setuju adanya penjurusan di SMA setara 43 pembaca.
Seperti diketahui Mendikdasmen Abdul Mu'ti melontarkan wacana yang kemungkinan besar akan dieksekusi pada tahun ajaran baru 2025/2026.
"Jurusan akan kita hidupkan lagi, IPA, IPS, Bahasa. Di TKA (Tes Kemampuan Akademik) ada tes wajib Bahasa Indonesia dan Matematika," jelas Mendikdasmen Abdul Mu'ti dalam Halal Bihalal Bersama Forum Wartawan Pendidikan (Fortadikbud) di Perpustakaan Kemendikdasmen, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Hal ini berkaitan dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang akan dimulai pada November 2025.
"Kalau jurusan IPA, boleh pilih fisika, kimia atau biologi. Kalau IPS ada akuntansi dan sebagainya," lanjut Mu'ti.
Pro Kontra
Wacana ini tak pelak menimbulkan pro kontra di antara para pelaku pendidikan.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai langkah ini terburu-buru dan dilakukan tanpa kajian.
"Paling cepat butuh waktu 6 tahun untuk menilai efektivitas implementasi kurikulum. Kemdikdasmen hendaknya membuat kajian akademik terlebih dulu yang melibatkan semua stakeholder pendidikan dengan meaningfull participation, sebelum membuat kebijakan strategis," kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim melalui keterangannya, Senin (14/4/2025).
Pengamat pendidikan yang juga Ketua Guru Belajar Foundation Bukik Setiawan menilai wacana ini sebagai langkah yang berisiko tinggi, tak hanya secara teknis, melainkan juga filosofis.
"Kita sedang berada di titik awal reformasi yang menjanjikan, dan justru di tengah proses itu, muncul dorongan untuk kembali ke sistem lama yang sudah terbukti menyisakan banyak masalah," ujar Bukik kepada detikEdu pada Senin (14/04/2025).
Bukik mengatakan yang lebih mengkhawatirkan, wacana diadakannya kembali penjurusan muncul tanpa ada kajian evaluatif yang memadai. Padahal, reformasi pendidikan yang sehat butuh proses reflektif, bukan keputusan politis yang terburu-buru.
Suara dukungan datang dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi, mengatakan bahwa apabila para siswa tidak memiliki ilmu pengetahuan yang baik, maka tidak dapat memiliki peminatan khusus untuk mendalami ilmu tersebut.
"Harapan agar siswa menguasai semua ilmu itu baik, tapi jika tidak siap yang terjadi malah siswa tidak mendapatkan ilmu apa-apa atau hanya sedikit. Jadi dengan adanya penjurusan IPA, IPS dan Bahasa itu bagus agar siswa bisa mempelajari ilmu sesuai dengan minatnya dan menjadi ahli," ujar Unifah.
Dukungan juga datang dari Komisi X DPR. Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ledia Hanifa Amaliah mengatakan. Menurutnya, penjurusan tersebut merupakan hal yang wajar.
"Jadi sebetulnya kalau kita bicara SMA akan ada penjurusan, penjurusannya apa masih dalam penggodokan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, tetapi sesuatu yang wajar kalau kemudian ada penjurusannya," ujar Ledia dalam keterangan resminya, Senin (14/4/2025).
Ledia menegaskan setuju dengan rencana tersebut. Namun, ia menggarisbawahi layanan konseling siswa yang juga harus disediakan sejak dini di jenjang SD untuk mendorong keputusan yang matang saat siswa memilih jurusan di SMA.
"Sejak dini kepada anak-anak kita sejak sekolah dasar, dibimbing sampai SMA sehingga waktu SMA memilih jurusan bukan sekedar gengsi. Saya mau masuk IPA karena IPA kayaknya lebih keren. Bukan, tapi karena dia tahu apa yang mau dia ambil, dia tahu ke depan dia ingin memiliki profesi apa," ucapnya.
Nah, bagaimana denganmu detikers? Bila ingin menyampaikan pendapatmu bisa di Point of View (POV) detikedu di sini dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Daftar/Login MPC
Login MPC terlebih dahulu untuk dapat mengakses form POV
2. Tulis Opini
Berikan 'POV' kamu pada kolom Opinimu sesuai kategori dan topik pada form yang telah tersedia. Dalam hal ini kategori 'Education'
3. Opini Ditayangkan
Selamat! 'POV' kamu telah ditayangkan, semoga Opini kamu dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.
(nwk/pal)