·ÉËÙÖ±²¥

Mamalia Purba Ini Pernah Hidup di Zaman Dinosaurus, Begini Pentingnya

ADVERTISEMENT

Mamalia Purba Ini Pernah Hidup di Zaman Dinosaurus, Begini Pentingnya

Hani Muthmainnah - detikEdu
Senin, 04 Nov 2024 11:00 WIB
Ilustrasi mamalia purba Heleocola piceanus di rawa Zaman Kapur Akhir.
Ilustrasi mamalia purba Heleocola piceanus di rawa Zaman Kapur Akhir. Foto: Brian Engh - LivingRelicProductions.com, courtesy of Utah Field House of Natural History
Jakarta -

Tim ahli paleontologi menemukan fosil mamalia purba di Colorado, Amerika Serikat. Semasa hidupnya, mamalia seukuran tikus air ini tinggal di rawa-rawa pada Zaman Dinosaurus.

Para peneliti menamai spesies baru ini dengan Heleocola piceanus. Kata heleocola dalam bahasa Latin berarti penghuni rawa, yang mencerminkan habitat hidupnya.

Fosil yang ditemukan terdiri dari sepotong tulang rahang dan tiga gigi geraham. Penemuan yang dipimpin oleh Jaelyn Eberle dari University of Colorado (CU) Boulder ini dipublikasikan di jurnal PLOS One pada 23 Oktober lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil pindai 3D rahang fosil mamalia Heleocola piceanus.Hasil pindai 3D rahang fosil mamalia Heleocola piceanus. Foto: Eberle et al, 2024, PLOS ONE

Mamalia Rawa Purba

Hewan purba ini yang diperkirakan hidup sekitar 70 hingga 75 juta tahun yang lalu. Saat itu, laut dalam dan luas menutupi sebagian besar wilayah Amerika Barat.

Eberle, salah satu kurator fosil vertebrata di Museum Sejarah Alam CU Boulder menjelaskan bahwa meskipun Colorado adalah tempat yang baik untuk menemukan fosil, mamalia yang berasal dari periode ini cukup langka ditemukan.

ADVERTISEMENT

"Sungguh mengagumkan melihat potongan waktu ini terawetkan di Colorado," ucapnya, dikutip dari laman kampus.

Mengungkap Ekologi Zaman Kapur Akhir

Meskipun fosil yang baru ditemukan ini tampak kecil dibandingkan dengan raksasa seperti Tyrannosaurus atau Triceratops, Eberle menekankan bahwa Heleocola piceranus sebenarnya cukup penting. Sebab, penemuan ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang ekologi Colorado pada masa lalu yang mungkin sangat berbeda daripada hari ini.

Ahli paleontologi John Foster dan ReBecca Hunt-Foster telah menggali fosil di wilayah ini selama sekitar 15 tahun. Mereka menjelaskan bahwa sekitar 70 juta tahun lalu, kawasan ini adalah tempat di mana daratan bertemu dengan air.

Di sinilah, makhluk seperti kura-kura, dinosaurus berparuh bebek, dan buaya raksasa hidup dan berkembang biak di dalam dan sekitar rawa.

"Wilayah ini mungkin tampak seperti Louisiana," ujar ReBecca Hunt-Foster, seorang paleontolog di Monumen Nasional Dinosaurus di Utah dan Colorado bagian barat.

"Kami melihat banyak hewan yang hidup bahagia di perairannya, seperti hiu, pari, dan ikan gitar," imbuh rekan penulis studi ini.

Mamalia Purba Berukuran Kecil

Eberle menjelaskan bahwa sebelum asteroid menghantam dan memusnahkan dinosaurus non-unggas 66 juta tahun lalu, mamalia umumnya berukuran kecil. Mirip dengan tikus atau mencit saat ini.

John Foster pertama kali menemukan rahang Heleocola piceanus pada tahun 2016 saat menggali lempengan batu pasir dari lokasi tersebut. Ia terkejut melihat fosil yang memiliki ukuran panjang sekitar satu inci.

Heleocola piceanus sendiri memiliki ukuran rata-rata yang cukup besar untuk standar mamalia Zaman Kapur Akhir. Dari fosil yang ditemukan, Eberle memperkirakan bahwa hewan ini merupakan sepupu marsupial modern.

Berat mamalia ini diperkirakan mencapai 2 pon atau lebih. Ini menjadikannya lebih besar daripada banyak mamalia dari periode yang sama. Berdasarkan gigi yang ditemukan, mamalia ini kemungkinan memakan tumbuhan serta beberapa serangga atau hewan kecil lainnya.

Pentingnya Mamalia Purba

Meskipun dinosaurus lebih sering mendapatkan perhatian lebih, penemuan ini menunjukkan bahwa mamalia purba juga berperan penting dalam ekosistem Zaman Kapur Akhir di Colorado.

"Tidak semuanya berukuran kecil. Terdapat beberapa hewan purba dari Zaman Kapur Akhir yang lebih besar dari yang kami perkirakan 20 tahun lalu," ucapnya.

Jangan Ambil Fosil, tapi Laporkan

ReBecca Hunt-Foster menambahkan bahwa Mountain West adalah tempat yang istimewa bagi para penggemar fosil. Ia juga mengingatkan pengunjung untuk tidak mengumpulkan fosil vertebrata yang mereka temukan saat mendaki.

Mereka disarankan untuk mencatat lokasi, mengambil foto, dan melaporkan penemuan kepada perwakilan museum atau lembaga lahan publik. Para ilmuwan dari berbagai belahan dunia akan mempelajari fosil tersebut lebih lanjut.

"Kami benar-benar beruntung," ujar ReBecca.




(twu/twu)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
Wolipop
detikHot
detikNews
detikInet
detikHealth
Sepakbola
detikFinance

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads