Drop: Kencan Pertama Penuh Teror
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis:
Bayangkan kamu ada di posisi Violet (Meghann Fahy). Seorang single mother yang masih trauma atas kejadian masa lalunya dan bertahun-tahun sendirian karena dia punya putra yang harus ia jaga.
Ia akhirnya menemukan laki-laki yang sepertinya menarik bernama Henry (Brandon Sklenar) yang mengajaknya kopi darat malam itu. Setelah memanggil adiknya, Jen (Violett Beane), untuk datang mengurus anaknya, Violet akhirnya pergi juga ke kencan itu.
Kencan Violet dan Henry dilakukan di sebuah restoran fine dining mewah di puncak gedung dimana semua orang bisa menyaksikan gedung-gedung tinggi Chicago.
Baca juga: Yadang: The Snitch, Kisah Si Cepu Yang Seru |
Setelah menunggu, Henry akhirnya datang. Cowok yang bekerja sebagai fotografer itu tidak hanya secakep fotonya tapi ia juga sebaik chat-chatnya.
![]() |
Kencan dimulai. Semuanya berjalan dengan baik sampai ponsel Violet berbunyi dan orang asing mengiriminya meme. Violet menghiraukannya sampai akhirnya si pengirim meme mengancam akan membunuh anaknya kalau ia tidak melakukan apa yang ia suruh.
Kalau kamu jadi Violet, apa yang harus kamu lakukan?
Review:
Drop adalah jenis thriller sederhana yang layak untuk disimak. Ia adalah jenis film yang tahu premisnya sederhana sehingga ia tidak memaksa diri untuk membuatnya menjadi kompleks.
Siapa yang peduli kalau karakter Jen terasa seperti hadir hanya untuk memberikan alasan karakter utamanya bisa keluar kencan? Atau siapa yang peduli kalau Henry terlalu too good to be true? Drop tidak pernah berpura-pura menjadi film yang 'pintar' dan justru di situ letak keindahannya.
![]() |
Ditulis oleh Jillian Jacobs dan Chris Roach, Drop tampil tanpa berbasa-basi. Setelah pembukaan yang memberikan sedikit latar belakang karakter utamanya, film ini langsung menggiring penonton ke menu utamanya.
Dosa terbesar film ini mungkin adalah ia tidak membuat karakter utamanya terlalu paranoid. Dengan banyaknya tamu dan staff yang ada di restoran itu, Drop bisa saja menggunakan karakter lain untuk membuat Violet semakin pusing.
Baca juga: Sinners: Salah Satu yang Terbaik Tahun Ini |
Tapi kesederhanaan film ini ternyata yang justru membuat Drop enak dinikmati dari awal sampai akhir. Meghann Fahy yang kemarin sempat melejit lewat musim kedua The White Lotus kali ini mendapatkan kesempatan untuk menjadi penggerak cerita.
Bebannya tidak ringan. Ia harus bisa menyeimbangkan tone serius tapi santai yang dibuat oleh sutradaranya. Ia mengerti tugas yang ia harus lakukan dan mengeksekusinya dengan baik.
Ketika Drop membutuhkan Violet menjadi histeris, Fahy menampilkan akting dramatis yang cukupan. Tapi ketika film ini mulai masuk ranah komedi, ia juga paham seperti apa ia harus menampilkan Violet.
![]() |
Selain Fahy, tentu saja kegemilangan film ini bergantung pada nama Christopher Landon sebagai sutradaranya. Agaknya ia memang paham jenis film-film simple tapi gemas yang melambungkan namanya.
Happy Death Day adalah slasher ketemu Groundhog Day. Sementara Freaky adalah bagaimana kalau Freaky Friday ketemu Halloween. Drop membayangkan bagaimana kalau aplikasi AirDrop (dalam film film ini namanya Digi-Drop) digunakan dalam setting thriller?
Meskipun Drop hanya ber-setting di satu ruangan tapi film ini sama sekali tidak kehilangan momen untuk menampilkan visual yang aduhai. Drop bisa menjadi klaustrophobik saat ia mau tapi ia juga bisa tetap terasa mewah dan lapang ketika Landon ingin menunjukkan betapa mewah lokasi rekaan ini.
Bersama sinematografer Marc Spicer, Landon sangat bermain-main untuk menempatkan penonton ke dalam kepala Violet. Dari dutch angle, extreme close-up sampai penggunaan slow-motion dan pergantian fokus ia gunakan dengan maksimal untuk membuat penonton paham seperti apa rasanya menjadi Violet.
Hasilnya memang powerful karena tidak ada satu momen pun saya tidak ikut panik. Setelah permainan petak umpet yang seru, film ini memang tenggelam dalam klise ketika akhirnya Violet tahu siapa yang mengganggunya.
![]() |
Tapi jangan khawatir, bahkan hal tersebut tidak merusak kenikmatan film ini. Seperti halnya Violet dan Henry, Drop adalah tontonan sempurna buat kamu yang ingin berkencan.
Dan kalau memang ada orang yang mengganggumu dengan mengirimi meme lewat AirDrop, acuhkan saja dan nikmati filmnya.