Musikalisasi Surat Kartini Dibawakan Inayah Wahid hingga Olga Lydia

Dari atas panggung, Inayah Wahid mengatakan salah satu warisan RA Kartini adalah kebaya yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda.
"Kita patut mengapresiasi tapi saya percaya wujud Kartini bukan cuma persoalan kebaya. Kartini jauh dari itu semua, ketika bicara Kartini yang muncul adalah kebaya, tapi Kartini adalah ibu-ibu sepatu boots yang ada di sawah," ucapnya di gedung A Kementerian Kebudayaan, pada Senin (21/4/2025) malam.
"Wujud Kartini adalah ibu-ibu guru di pelosok Nusantara, di ladang yang tanah mereka dirampas. Wujud Kartini adalah perempuan yang berkemah di depan rumah rakyat untuk memperjuangkan apa yang dianggapnya benar. Wujud Kartini muncul pada kerja yang nyata," sambungnya lagi.
![]() |
Sama halnya dengan Olga Lydia yang juga membacakan surat Kartini yang diiringi oleh alunan gitar akustik dari Dewa Budjana. Selain mereka, dalam acara bertajuk Suara Perempuan dalam Budaya, para penampil lainnya ada Zakia Minang Ayu, Trie Utami, dan tarian yang spektakuler dibawakan oleh Swargaloka.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan sejak usia 16 tahun, Kartini sudah menulis berbagai surat kepada sahabat-sahabatnya.
"Sepanjang hidupnya ada 400 surat, tapi yang dikumpulkan oleh Pak Wardiman (Menteri Kebudayaan era Soeharto) ada 105 surat yang diterbitkan dalam bukunya tahun lalu. RA Kartini usianya pendek sekali, berumur 25 tahun dan bisa menulis sampai 400an surat. Panjang-panjang suratnya, ada yang sampai 20 halaman," kata Menteri Fadli Zon usai acara.
Sosok RA Kartini hidup di zaman sebelum politik etis dan meninggal di tahun 1904.
"Masuknya RA Kartini turut menyumbang satu peran, yang banyak orang-orang pribumi akhirnya mengenyam pendidikan. Surat-surat Kartini dari pemikiran dan pergolakannya ingin mendapatkan kebebasan sampai akhirnya ia mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional di tahun 1964," ungkapnya.
Sayangnya sampai sekarang jumlah pahlawan nasional perempuan baru ada 16 orang. Berbeda dengan pahlawan laki-laki yang ada 190 orang. "Gap-nya terlalu jauh ya. Bukan cuma pergolakannya yang jadi inspirasi utama tapi juga melahirkan banyak perempuan hebat dan berprestasi di segala bidang," tukasnya.
(tia/dar)