·ÉËÙÖ±²¥

Target PAD Wisata Gunungkidul Berlipat Jadi Rp 27 M, PHRI Pesimis

Target PAD Wisata Gunungkidul Berlipat Jadi Rp 27 M, PHRI Pesimis

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Minggu, 23 Jan 2022 10:40 WIB
Ratusan wisatawan memenuhi tempat wisata dengan pemandangan laut di Heha Ocean View, Gunungkidul, Yogyakarta.
Salah satu objek wisata di Gunungkidul. (Foto: Pius Erlangga/detikJateng)
Gunungkidul -

Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul mematok target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata tahun ini mencapai Rp 27 miliar. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) setempat pesimis target yang nilainya 2 kali lipat dibanding tahun lalu ini bisa tercapai.

"Untuk target PAD tahun ini Rp 27 miliar," kata Kepala Dispar Gunungkidul M Arif Aldian saat dihubungi wartawan, Minggu (23/1/2022).

Target tersebut meningkat lebih dari 2 kali lipat dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp 12 miliar. Menyoal strategi khusus, Aldian mengaku ada dan salah satunya adalah menggeber promosi wisata agar banyak orang yang berkunjung ke Gunungkidul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kalau kami jelas berusaha mencapai itu (target PAD sektor wisata Rp 27 miliar). Salah satunya terus menggencarkan promosi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul agar dikenal masyarakat luas," ucapnya.

Apalagi, selama dua pekan terakhir tingkat kunjungan wisata di Gunungkidul cukup bagus. Untuk itu dia optimistis target tersebut agar tercapai.

ADVERTISEMENT

"Tren kunjungan wisatawan dua minggu terakhir cukup bagus. Makanya kami sangat berharap situasi segera pulih dari pandemi agar target tercapai," ujarnya.

Sementara itu, Ketua PHRI Gunungkidul Sunyoto mengaku pesimis dengan target PAD sektor wisata sejumlah Rp 27 miliar. Namun pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut karena masih sebatas target.

"Saya kira masih berat saat ini untuk bisa mencapai angka itu. Tapi namanya target ya boleh-boleh saja, bisa tercapai, bisa tidak, atau bahkan lebih," kata Sunyoto.

Pesimistis itu, kata Sunyoto karena menilai sektor ekonomi pariwisata masih terdampak pandemi COVID-19. Terlebih saat ini batu dalam fase pemulihan ekonomi pascapelonggaran aktivitas masyarakat.

"Jadi kalau saya berharap ada solusi yang diberikan untuk memecahkan masalah di sektor pariwisata saat ini. Apalagi biaya operasional saat ini masih terbilang lebih besar ketimbang pendapatan yang masuk," ucapnya.




(aku/rih)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFood
detikOto
Sepakbola
detikFinance
detikHot
detikInet
detikNews
Wolipop

Hide Ads