·ÉËÙÖ±²¥

Makna Bunga Kantil dan Burung Kepodang, Flora & Fauna Identitas Jawa Tengah

Makna Bunga Kantil dan Burung Kepodang, Flora & Fauna Identitas Jawa Tengah

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Sabtu, 12 Okt 2024 11:24 WIB
White Champaka Flowers and Green Leaves With Sunlight.
Bunga kantil. (Foto: Getty Images/iStockphoto/3283197d_273)
Solo -

Tahukah kamu bahwa bunga kantil dan burung kepodang merupakan flora fauna identitas Jawa Tengah (Jateng)? Keduanya memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Jateng.

Berdasarkan buku Jejak Masa Lalu, Sejuta Warisan Budaya oleh Arwan Tuti Artha dan Heddy Shri Ahimsa Putra, penetapan identitas flora dan fauna daerah di Indonesia merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989 tanggal 1 September 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah. Kemudian, terpilih bunga kantil sebagai flora dan kepodang emas sebagai fauna identitas Jateng.

Ingin mengenal lebih dalam tentang makna bunga kantil dan burung kepodang, detikers? Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bunga Kantil sebagai Flora Identitas Jawa Tengah

Berdasarkan informasi yang dirangkum dari buku Ayo Mengenal Indonesia: Jawa oleh Maulia Yusnita dan Tanaman Kultural dalam Perspektif Adat Jawa oleh Purnomo, bunga kantil adalah flora khas Provinsi Jawa Tengah yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

Bunganya yang putih dan harum sering digunakan dalam berbagai acara adat dan religius. Dalam upacara perkawinan, kematian, dan peresmian bangunan, bunga kantil selalu hadir sebagai simbol penghormatan dan tradisi.

ADVERTISEMENT

Pada upacara perkawinan, bunga ini digunakan sebagai hiasan dalam berbagai prosesi. Dalam upacara kematian, bunga kantil melambangkan hubungan yang tetap ada meskipun telah berpindah ke alam yang berbeda.

Dalam bahasa Jawa, 'kantil' diartikan sebagai kanti laku lan kumanthil. Hal ini menggambarkan bahwa untuk mencapai sesuatu yang luhur, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan ketundukan kepada Tuhan. Makna ini mencerminkan nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.

Selain itu, bunga kantil juga melambangkan hubungan keluarga yang erat. Di kraton, bunga ini menjadi simbol persaudaraan. Morfologi bunga yang lembut menunjukkan kedekatan tanpa permusuhan di antara anggota keluarga. Bunga kantil menciptakan suasana harmonis dan penuh kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.

Bunga kantil juga melambangkan kesetiaan, kecintaan, dan kemesraan. Pada masa lalu, putri-putri keraton sering menjadikan bunga ini sebagai penghias rambut. Warna kuning mudanya memberikan kebanggaan tersendiri bagi para putri, menambah keindahan tradisi dan budaya yang ada.

Burung Kepodang sebagai Fauna Identitas Jawa Tengah

Masih dikutip dari buku Ayo Mengenal Indonesia: Jawa oleh Maulida Yusnita, ditambah dengan informasi dari buku Ensiklopedia Fauna Khas Indonesia oleh Weni Rahayu, burung kepodang adalah fauna khas Provinsi Jawa Tengah yang sudah lama dikenal oleh masyarakat. Burung ini sering muncul dalam berbagai acara tradisi dan memiliki simbol-simbol penting dalam budaya Jawa. Kepodang melambangkan kekompakan, keselarasan, dan keindahan budi pekerti. Selain itu, burung ini juga sering dijadikan simbol bagi anak-anak atau generasi muda.

Secara ilmiah, burung kepodang dikenal dengan nama Oriolus chinensis atau black-naped oriole dalam bahasa Inggris. Di Jateng, burung ini sering disebut 'manuk podang' atau 'manuk pitu wolu', karena suaranya yang khas mirip dengan bunyi angka tujuh delapan. Selain di Jawa, burung kepodang juga dikenal di berbagai daerah lain di Indonesia dengan nama-nama yang berbeda, seperti 'bincarung' di Jawa Barat dan 'gantialuh' di Sumatra.

Burung kepodang dikenal sebagai burung yang cantik dan rapi. Bulu tubuhnya berwarna kuning keemasan dengan kombinasi hitam di kepala, sayap, dan ekor. Paruhnya berwarna merah muda, membuatnya terlihat semakin menarik. Dengan panjang sekitar 25 cm, burung ini memiliki suara yang nyaring dan merdu, sehingga sering dipelihara sebagai burung ocehan di Jawa.

Habitat alami burung kepodang adalah daerah hutan di dataran tinggi. Mereka biasanya hidup berpasangan dan membuat sarang di ranting kayu. Makanan utama mereka adalah buah-buahan seperti pisang dan pepaya, serta serangga kecil dan biji-bijian. Namun, saat ini populasi burung kepodang mulai berkurang di alam liar, terutama karena berkurangnya hutan dan gangguan dari pemangsa serta manusia.

Burung kepodang juga memiliki peran penting dalam tradisi Mitoni, yaitu upacara tujuh bulan kehamilan. Ada kepercayaan bahwa memakan daging burung kepodang dapat membuat calon anak lahir dengan paras yang elok. Sayangnya, jika kebiasaan ini terus berlanjut tanpa kontrol, burung kepodang bisa terancam punah di masa depan.

Demikian penjelasan mengenai bunga kantil dan burung kepodang yang menjadi flora serta fauna identitas Jawa Tengah. Semoga bermanfaat!




(sto/dil)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFood
detikOto
Sepakbola
detikFinance
detikHot
detikInet
detikNews
Wolipop

Hide Ads