·ÉËÙÖ±²¥

Rumput Laut Krispi Pangandaran Tembus Pasar Singapura

Rumput Laut Krispi Pangandaran Tembus Pasar Singapura

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Minggu, 13 Apr 2025 16:00 WIB
Herni owner Rumput Laut Krispy khas Pangandaran
Herni owner Rumput Laut Krispy khas Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Tak pernah terlintas di benak Herni Hernawati jika camilan rumput laut krispy buatannya akan menembus pasar internasional. Ibu rumah tangga asal Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, ini kini memproduksi camilan unik tersebut setiap hari, bahkan hingga diekspor ke Singapura.

Jenis rumput laut yang digunakan Herni adalah Ulva lactuca, sejenis rumput laut hijau yang banyak ditemukan di Pantai Karapyak. Lokasi rumahnya yang tak jauh dari pantai tersebut membuatnya mudah mendapatkan bahan baku. Peluang ini sudah ia lihat sejak lama.

"Kan di Pantai Karapyak itu banyak sekali rumput laut, kebanyakan diolah mentahan. Waktu itu saya terpikir untuk mengolahnya secara berbeda jadilah goreng rumput laut krispy," kata Herni kepada detikJabar, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Herni memulai usahanya dengan harapan bisa membantu menambah penghasilan keluarga. Namun, perjalanan awalnya tidak mudah. Ia sempat kesulitan mengenalkan produknya ke masyarakat karena dianggap aneh dan kurang menarik.

"Awalnya mah susah untuk dikenalkan, karena kan baru juga kan apalagi pedagang UMKM kecil seperti saya. Dulu ditawarkan dulu ke teman, saudara dan teman-teman UMKM. Ternyata banyak yang suka," katanya.

ADVERTISEMENT

Di awal usaha, kemasan produknya pun masih sangat sederhana, hanya dibungkus plastik biasa. Namun, setelah mengikuti pelatihan pengemasan produk UMKM, Herni mulai memperbaiki tampilan kemasannya agar lebih menarik dan profesional. Kini, tampilannya sudah jauh lebih modern dan menjual.

Rumput laut krispy buatan Herni hadir dalam berbagai varian rasa seperti original, sapi panggang, jagung bakar, udang, kecombrang, pedas, dan original tasty. Menariknya, semua varian dijual dengan harga yang sama, yaitu Rp 15.000 per bungkus.

Pemasaran Rumput Laut Krispy

Herni owner Rumput Laut Krispy khas PangandaranRumput Laut Krispy khas Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Herni mengatakan penjualan rumput laut krispi dipasarkan secara online dan offline, melalui media sosial dan marketplace. Selain itu, dititipkan di tempat oleh-oleh dan warung-warung UMKM Pesisir Pangandaran.

Menurut dia, tak hanya dinikmati warga lokal, rumput laut krispi juga telah ekspor ke luar daerah, diantaranya, Bali, Padang, Solo, Bandung, Tangerang, Lampung hingga Jakarta. Bahkan, sudah ada di toko modern dan minimarket.

Ekspor Ke Singapura

Seiring waktu, usaha camilan rumput laut krispi milik Herni Hernawati terus menunjukkan perkembangan positif. Ia pun mengaku tak pernah menyangka produknya bisa menembus pasar luar negeri, bahkan sampai ke Singapura. "Alhamdulillah sekarang sudah bisa kirim ke Singapura, ke sana dipasarkannya di bazar-bazar hingga bandara," ucapnya.

Namun, perjalanan untuk sampai ke titik ini bukanlah hal yang mudah. Herni mengakui bahwa merintis usaha rumput laut krispi penuh tantangan. Meski tampak lancar dari luar, banyak rintangan yang harus ia hadapi.

"Ya kan salah satu contohnya yang paling susah itu mengenalkan produk dan meyakinkan bahwa ini enak. Sampai ikut beberapakali pameran lokal hingga di kota-kota besar," katanya.

Sebagai pelaku UMKM, Herni juga menunjukkan dirinya tidak gagap teknologi meski dianggap sebagai emak-emak. Ia mempelajari berbagai strategi pemasaran secara otodidak, selain dari pelatihan-pelatihan yang ia ikuti.

Terkait omzet, Herni mengatakan penghasilannya memang fluktuatif, tergantung permintaan pasar. "Kalau omzet itu sebulan dapat Rp 15 juta masuk, belum tambah biaya produksi sama gaji karyawan," katanya.

Selain itu, pekerja yang membantu Herni mengolah rumput laut merupakan warga setempat atau pun tetangga. "Alhamdulillah dapat bantu juga warga sekitar berdaya," ucapnya.

Nafkahi Keluarga hingga Sekolahkan Anak

Herni bercerita, dari usaha menjual rumput laut krispi, ia telah meraih banyak hal yang selama ini diimpikan. "Yang paling diinginkan siapapun pasti ekonomi keluarga yang lancar. Alhamdulillah itu juga. Sekolahkan anak dengan lancar juga," ucapnya.

Ia menambahkan, rasa syukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT selalu menjadi penguat dalam menjalani usaha. "Karena kalau dulu saya menyerah saat ada pandemi, mungkin tidak akan seperti ini," katanya.

Ia mengatakan saat ini mempunyai dua anak, satu diantaranya sudah berumah tangga. "Yang bontot sedang menempuh pendidikan di Unsoed Purwokerto," ucapnya.

Pembayaran Digital

Herni mengatakan toko kecilnya selama berjualan menyediakan pembayaran digital dengan menggunakan QRIS. Bahkan, nyaris semua transaksi sudah digital. "Kayanya kalo saya sudah lama pakai QRIS BRI. Hampir semua pelanggan juga yang mau belanja langka banget bawa uang cash," ucapnya.

Selain itu, untuk transaksi pengiriman ke luar daerah pun menggunakan sistem pembayaran digital atau transfer. "Ya transfer melalui rekening BRI. Pelanggan ekspor luar daerah pun melalui transfer," katanya.

Awal Modal Usaha

Herni owner Rumput Laut Krispy khas PangandaranHerni owner Rumput Laut Krispy khas Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar

Menurut Herni, setelah merintis usaha jual rumput laut krispi selama periode 2018 hingga 2020 penuh sekali drama. "Apalagi saat pandemi sempat ingin berhenti, tapi karena kondisi terus berlanjut dikit-dikit," ucapnya.

Ia mengatakan pertama bangkit lagi dan mulai mengembangkan usaha dengan memperbanyak produksi itu tahun 2021. Waktu itu, Herni memberanikan diri untuk meminjam kredit usaha rakyat (KUR) ke Bank BRI. "Karena jumlah produksi saat itu diperbanyak, memberanikan diri untuk meminjam uang KUR BRI senilai Rp 30 juta," ucapnya.

Menurut dia, uang itu digunakan untuk berbagai keperluan alat, biaya produksi hingga pemasaran. "Namun alhamdulillah lunas dan balik modal," ucapnya.

Sementara itu, Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan tahun 2024, total kredit yang disalurkan BRI mencapai Rp1.354,64 triliun. Dari jumlah tersebut, 81,97% atau sekitar Rp1.110,37 triliun dialokasikan khusus untuk sektor UMKM. Dukungan ini diwujudkan melalui sinergi dalam Holding Ultra Mikro (UMi) yang melibatkan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Sejak dibentuk, Holding UMi telah memberikan layanan keuangan dan pemberdayaan kepada 35,9 juta nasabah. Layanan ini diperkuat dengan 1.032 Sentra Layanan Ultra Mikro (SENYUM) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, memastikan akses keuangan lebih luas bagi pelaku usaha mikro.

"BRI tidak hanya memberikan akses permodalan, tetapi juga membangun ekosistem pemberdayaan UMKM yang berkelanjutan. Berbagai program telah dihadirkan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM," kata Sadmiadi.

(iqk/iqk)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikHealth
detikNews
detikFinance
detikFood
detikTravel
detikInet
detikHot
Sepakbola

Hide Ads