·ÉËÙÖ±²¥

Ilmuwan Identifikasi Spesies Ulat Karnivora Baru, Punya Julukkan Si 'Pengumpul Tulang'

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Identifikasi Spesies Ulat Karnivora Baru, Punya Julukkan Si 'Pengumpul Tulang'

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 27 Apr 2025 17:00 WIB
Ulat Karnivora Baru yang Punya Julukkan Si Pengumpul Tulang
Ulat Karnivora Baru yang Punya Julukkan Si Pengumpul Tulang. Foto: University of Hawai'i
Jakarta -

Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies ulat karnivora baru dengan gaya hidup unik di pegunungan Pulau O'ahu, Hawaii. Hewan ini seekor ulat namun ia pemakan daging.

Ia hidup di jaring laba-laba dan memakan serangga yang lemah atau mati. Setelahnya, tulang-tulang sang mangsa akan digunakannya untuk menghias diri dengan tujuan bertahan hidup.

Karena perilaku ini, ulat karnivora tersebut dapat julukan si pengumpul tulang. Ia belum pernah ditemukan di spesies kupu-kupu atau ngengat dari ordo Lepidoptera lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Si Pengumpul Tulang

Kehidupan tentang si pengumpul tulang dijabarkan dalam sebuah studi yang terbit di jurnal Science pada (24/4/2025) dengan judul "Hawaiian caterpillar patrols spiderwebs camouflaged in insect prey's body parts" dan ditulis oleh Daniel Rubinoff, Michael San Jose, dan Camiel Doorenweerd. Para peneliti merupakan ilmuwan dari University of Hawai'i Manoa.

Mereka melaporkan ulat itu merupakan larva ngengat dalam genus Hyposmocoma. Tidak hanya mengumpulkan bagian-bagian tubuh mangsa serangga pada dirinya, ia juga menyesuaikan tulang-tulang itu sebelum ditempelkan ke tubuhnya.

ADVERTISEMENT

Jika potongan tulang terlalu besar, ulat itu akan mengunyahnya hingga kecil. Sehingga seluruh bagian tubuhnya bisa tertutupi dengan baik.

Mereka juga tidak pilih-pilih jenis serangga mati untuk menjadi hiasan tubuhnya. Dikutip dari Mental Floss, para peneliti menemukan ada bagian-bagian tubuh kumbang, lalat, kumbang kulit kayu, laba-laba, dan semut pada tubuh seekor larva.

Si pengumpul tulang hidup berdampingan dalam sarang laba-laba. Keadaan ini disebut belum pernah terlihat sebelumnya pada spesies ulat apa pun.

Ilmuwan menebak tujuan tinggal bersama adalah sebagai upaya untuk bertahan hidup. Mereka mampu menyamarkan diri dari tuan rumah arakhnida (laba-laba).

Selama penelitian, ilmuwan tidak menemukan ulat larva yang mati dibungkus jaring laba-laba. Selain itu, ulat juga berkeliaran di jaring empat spesies laba-laba yang bukan asli Hawaii.

Hal ini memberikan fakta larva mampu beradaptasi dengan keberadaan laba-laba invasif (spesies pendatang).

Ulat Karnivora Sangat Langka

Penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi ulat pengumpul tulang sangatlah lama. Selama 22 tahun berjalan, ilmuwan hanya menemukan 62 spesimen dalam kisaran 15 kilometer persegi hutan pegunungan Wai'anae, O'ahu.

Para ilmuwan khawatir populasi spesies tersebut mungkin tidak stabil dan seperti fauna endemik Hawaii lainya, mereka terancam oleh predator. Tanpa upaya konservasi, ulat pengumpul tulang kemungkinan akan punah.

Hingga saat ini spesies ulat pemakan daging atau karnivora disebut sangat langka. Kurang dari 1 persen spesies dalam Lepidoptera adalah karnivora, sehingga spesies ini punya kebutuhan mendesak untuk segera dilindungi keberadaannya.




(det/nah)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
Wolipop
detikOto
detikHot
detikHealth
detikNews
Sepakbola
detikTravel

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads