·ÉËÙÖ±²¥

Sejarah Hari Angkutan Nasional 24 April, Dimulai Sejak Masa Penjajahan Jepang

ADVERTISEMENT

Sejarah Hari Angkutan Nasional 24 April, Dimulai Sejak Masa Penjajahan Jepang

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 24 Apr 2025 11:30 WIB
Seorang pengemudi melintas di depan Bus Trans Koetaradja saat parkir di Terminal Batoh, Banda Aceh, Aceh, Jumat (3/1/2024). Menurut pemerintah Aceh, sebanyak 59 unit bus umum Trans Koetaradja yang selama ini melayani angkutan penumpang secara gratis dan mempekerjakan sebanyak 110 pekerja berhenti beroperasi karena berakhirnya kontrak kerja pada 31 Desember 2024 dan armada milik pemeritah itu akan kembali beroperasi pada Februari 2025 setelah dilakukan kontrak kerja baru.
Angkutan umum. Foto: Antara Foto/Ampelsa
Jakarta -

Masyarakat Indonesia memperingati tanggal 24 April sebagai Hari Angkutan Nasional. Tak semerta-merta dirayakan begitu saja, tetapi hari ini memiliki sejarah yang cukup menarik lho detikers.

Peringatan Hari Angkutan Nasional menandakan bahwa kendaraan jenis ini telah mengalami perkembangan sedemikian rupa. Mulai dari angkutan yang berupa delman hingga kereta cepat (Whoosh).

Lantas, bagaimana sejarah Hari Angkutan Nasional ini? Ketahui yuk!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angkutan Umum Ada Sejak Penjajahan Jepang

Ternyata, angkutan umum mulai ada di Indonesia sejak zaman penjajahan Jepang. Masyarakat mulai menggunakannya pada tahun 1943, demikian dilansir dari laman Badan Pusat Statistis (BPS).

Kala itu, Indonesia memiliki dua jenis angkutan umum yakni Jawa Unyu Zigyosha dan Cikarn Zidosha Sokyoku. Jawa Unyu Zigyosha merupakan transportasi pengangkut barang menggunakan truk.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Cikarn Zidosha Sokyoku adalah angkutan umum untuk melayani warga menggunakan sepeda motor. Namun, kendaraan umum tersebut hanya bertahan selama dua tahun.

Setelah Indonesia merdeka, nama jenis angkutan umum tersebut berganti. Pemerintah Indonesia mengganti Jawa Unyu Zigyosha menjadi Djawatan Pengangkoetan, sedangkan Zidosha Sokyoko menjadi Djawatan Angkutan Darat.

Dikarenakan angkutan umum semakin dibutuhkan masyarakat, Kementerian Perhubungan pada 1946 mengeluarkan Maklumat Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46. Maklumat tersebut memutuskan penggabungan Djawatan Pengangkoetan dan Djawatan Angkutan Darat menjadi Djawatan Angkaoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI).

DAMRI bertugas menyelenggarakan layanan angkutan umum mulai dari angkot, bus hingga truk. Kemudian pada 1961, DAMRI berubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) sesuai amanat PP Nomor 233 Tahun 1961.

Setelah keluarnya PP Nomor 30 Tahun 1984, institusi layanan angkutan umum diubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum).

Jenis-jenis Angkutan Umum di Indonesia

Hingga saat ini, angkutan umum telah berkembang menjadi banyak variasi baik dalam bentuk motor, mobil, bus, truk, kapal hingga pesawat. Melansir website Dinas Perhubungan, ada beberapa macam angkutan atau transportasi umum di Indonesia. Berikut di antaranya:

1. Bus antarkota/wilayah
2. Kereta api
3. Kapal penumpang
4. Taksi
5. Ojek
6. Mikrolet
7. Angkot
8. Delman
9. Becak
10. Truk box/kargo
11. Mobil pickup
12. Light Rail Transit (LRT)
13. Kereta Rel Listrik (KRL)
14. Mass Rapid Transit MRT)
15. Pesawat terbang
16. Bajaj
17. Kapal feri
18. Kapal Ro-Ro
19. Perahu layar
20. Perahu motor
21. Kereta cepat (Whoosh)
22. Bus TransJakarta

Itulah sejarah singkat Hari Angkutan Nasional. Detikers paling suka naik angkutan apa nih?




(cyu/nwk)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Wolipop
detikInet
detikOto
detikFood
detikHealth
detikFinance
detikHot
detikTravel

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads