·ÉËÙÖ±²¥

Dari Penguin-Kasuari, Mengapa Tidak Semua Burung Bisa Terbang?

ADVERTISEMENT

Dari Penguin-Kasuari, Mengapa Tidak Semua Burung Bisa Terbang?

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 23 Mar 2025 16:00 WIB
Burung Kasuari
Foto: CNN
Jakarta -

Burung sering dikaitkan dengan kemampuan terbang di udara. Namun, tidak semua spesiesnya bisa terbang.

Sekitar 60 spesies, kurang dari 1% dari semua spesies burung, tidak bisa terbang, termasuk burung unta, penguin, dan kasuari. Burung-burung ini berevolusi dari nenek moyang yang bisa terbang tetapi kehilangan kemampuan terbangnya, dan malah beradaptasi dengan kehidupan di darat atau di air.

Tetapi mengapa tidak semua burung bisa terbang?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemampuan terbang sangat berguna untuk melarikan diri dari predator dan menempuh jarak jauh untuk mencari makanan. Namun, terbang membutuhkan banyak energi. Burung membakar sekitar 75 persen lebih banyak energi per hari daripada mamalia berukuran sama.

"Jika terbang tidak diperlukan, burung dapat bertahan hidup dan bereproduksi lebih baik jika mereka mengalihkan investasi energi itu ke tempat lain," kata Natalie Wright, seorang profesor biologi di Kenyon College di Ohio, dalam Live Science dikutip Minggu (23/3/2025).

ADVERTISEMENT

Dalam sebuah makalah tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal PNAS, Wright dan rekan-rekannya mencatat jika burung yang tinggal di pulau, yang menghadapi sedikit atau tidak ada predator, cenderung berevolusi menuju ketidakmampuan untuk terbang.

"Ketika hidup di pulau tanpa predator dan tanpa perlu bermigrasi atau menempuh jarak jauh, bagi banyak jenis burung, biaya untuk terbang lebih besar daripada manfaatnya," kata Wright.

Pergeseran ke ketidakmampuan untuk terbang menyebabkan perubahan fisik pada burung. Seiring waktu evolusi, imbuh Wright, otot-otot terbang dada mereka menyusut. Tulang dada (sternum) dengan tonjolan tengahnya (lunas), tempat otot-otot terbang menempel, juga menjadi lebih kecil. Tulang sayap, humerus, ulna, dan carpometacarpus, menjadi lebih pendek dan kurang kuat, sementara kaki mereka tumbuh lebih panjang dan lebih kuat sebagai adaptasi terhadap gaya hidup yang lebih terestrial, tambahnya.

Beberapa burung telah menukar kemampuan terbang dengan kemampuan berenang yang lebih unggul. Penguin, misalnya, mempertahankan otot terbang dan lunas mereka tetapi menggunakannya kembali untuk berenang.

"Mereka menggunakan sayapnya untuk terbang di bawah air," kata Peter Ryan, seorang profesor emeritus ornitologi di Universitas Cape Town di Afrika Selatan.

Ryan menambahkan, pada burung yang sudah lama tidak bisa terbang, bulu yang panjang dan kaku yang dibutuhkan untuk terbang (bulu terbang) juga menghilang. Pada beberapa spesies, seperti burung kiwi dan burung Inaccessible Island Rail (Atlantisia rogersi), bulu tubuh kehilangan barbula, struktur kecil seperti kait yang biasanya menjaga mereka tetap aerodinamis sehingga mereka tampak lebih halus dan seperti bulu, tambah Ryan.

Meskipun burung yang tidak bisa terbang sudah jarang ditemukan saat ini, fosil menunjukkan jika burung tersebut jauh lebih umum dan beragam beberapa ribu tahun yang lalu, kata Tim Blackburn, seorang profesor biologi invasi di University College London. Akan tetapi, kedatangan manusia dan hewan seperti tikus dan anjing membuat burung-burung ini rentan terhadap predator.

"Setelah mengorbankan kemampuan mereka untuk terbang, tidak ada waktu bagi mereka untuk mengembangkan kembali kemampuan yang berguna ini," kata Blackburn.

Hilangnya kemampuan terbang terjadi setidaknya 150 kali pada kelompok burung yang berbeda sepanjang sejarah evolusi, Ferran Sayol, penulis pertama studi dan peneliti di Pusat Penelitian Ekologi dan Aplikasi Kehutanan (CREAF) di Barcelona, Spanyol.

"Banyak dari spesies ini berkembang biak di pulau-pulau tanpa predator tetapi menghilang tak lama setelah manusia datang (karena perburuan langsung atau predator yang diperkenalkan), membuat ketidakmampuan terbang tampak lebih langka daripada yang sebenarnya," kata Sayol.




(nir/nwk)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikNews
detikOto
detikFood
detikHot
Sepakbola
detikInet
detikTravel
detikHealth

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads