·ÉËÙÖ±²¥

Mi Goreng Kari Malaysia, Kuliner Khas di Kampung Jawa Denpasar

Mi Goreng Kari Malaysia, Kuliner Khas di Kampung Jawa Denpasar

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 09 Mar 2025 19:10 WIB
Tampilan Mee Goreng Kari khas Malaysia yang dijual di area Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari, Denpasar.
Tampilan Mee Goreng Kari khas Malaysia yang dijual di area Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari, Denpasar. (Foto: Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Mie goreng kari khas Malaysia atau mie goreng Mamak menjadi pilihan kuliner yang wajib dicoba saat berada di area Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari, Denpasar, yang lebih dikenal sebagai Kampung Jawa. Mie ini memiliki aroma rempah yang kuat dan porsi besar, cocok bagi pencinta kuliner bercita rasa kaya.

Pedagang mi goreng kari, Muhammad Muhaid (25), mengaku mulai berjualan sejak bulan Ramadan tahun lalu di Kampung Jawa. Sebelumnya, ia menghabiskan waktu sekitar tujuh bulan untuk belajar membuat mie goreng kari di Malaysia. Muhaid kemudian menjual mi dengan mereka Mee Goreng Kari.

"Kami jualan di Bali sebab banyak orang yang cari dan suka mi goreng ini. Tapi, belum banyak yang jual," ucap Muhaid saat dijumpai di Kampung Jawa pada Minggu (9/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu porsi mi goreng kari dijual seharga Rp 20 ribu. Sajian ini terdiri dari mi, potongan sosis, sayur sawi, kol, bawang bombai, dan telur orak-arik. Tambahan telur mata sapi dikenakan biaya Rp 5 ribu.

"Untuk bumbu karinya sudah racikan dari sananya. Kalau kari Malaysia khasnya itu terasa campuran Melayu dan Indianya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Bumbu kari ini dipadukan dengan kecap, saus, serta berbagai topping, menghasilkan mi goreng berwarna pekat dengan aroma rempah yang kuat. Cita rasanya gurih, cukup pedas, dan mengenyangkan karena porsinya besar, bisa dinikmati oleh dua orang.

"Untuk mienya kami buat sendiri. mi kami buat dari pukul 09.00 sampai 13.00 Wita," tambahnya.

Tampilan Mee Goreng Kari khas Malaysia yang dijual di area Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari, Denpasar.Tampilan Mee Goreng Kari khas Malaysia yang dijual di area Masjid Raya Baiturrahmah, Dusun Wanasari, Denpasar. Foto: Karsiani Putri/detikBali

Muhaid menjelaskan, selama bulan Ramadan, ia bisa menghabiskan 40-50 kg mi per hari. Sementara saat berjualan di car free day Renon, jumlah mi yang diolah bisa mencapai 90 kg.

Konsumen mi goreng kari ini tidak hanya berasal dari sekitar Kampung Jawa, tetapi juga dari Jimbaran, Padangbai, hingga Badung.

"Kami bukan hanya jualan (mi goreng kari), tapi beramal. Jadi, segala keuntungan yang kami dapat akan masuk ke yayasan," akunya.

Ia menyebut hal yang sama juga diterapkan di cabang lainnya di Aceh, Jakarta, Bandung, hingga Papua. Saat ini, ada sekitar 17 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Sebenarnya kami pun jualan bukan untuk kepentingan sendiri, dan kami pun nggak digaji. Jadi, secara sukarela. Istilahnya berkhidmat, buat beri manfaat kepada masyarakat yang lain. Jadi, kami coba berbuat kebaikan khususnya di bulan Ramadan," sebutnya.

Selama bulan Ramadan, mi goreng kari buka setiap hari dari pukul 14.00 hingga 18.00 Wita. Sementara saat car free day Renon, mereka berjualan mulai subuh hingga pukul 11.00 Wita.




(dpw/dpw)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikOto
detikFinance
Sepakbola
detikFood
detikHealth
detikInet
detikHot
Sepakbola
Hide Ads