·ÉËÙÖ±²¥

Meriah Menjelang Nyepi di Bali karena Ogoh-Ogoh

Liputan Khusus Ogoh-Ogoh

Meriah Menjelang Nyepi di Bali karena Ogoh-Ogoh

Widyartha Suryawan - detikBali
Senin, 11 Mar 2024 11:30 WIB
Ogoh-ogoh Brangti karya Sekaa Teruna (ST) Eka Laksana, Sesetan, Denpasar. (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Ogoh-ogoh 'Brangti' karya Sekaa Teruna (ST) Eka Laksana, Sesetan, Denpasar. Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali.
Denpasar -

Ratusan orang berkumpul di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, Bali, pada Minggu (10/3/2024) sore. Mereka berdiri di tepi jalan tersebut menunggu pawai ogoh-ogoh saat malam Pengerupukan.

Beragam ogoh-ogoh berbagai ukuran bersiap dipanggul para pemuda dari sejumlah sekaa teruna. Misalkan, ogoh-ogoh kepala raksasa berwarna merah dengan lidah menjulur yang di ujungnya terdapat sosok perempuan berselendang kuning. Selain itu, ada juga ogoh-ogoh menyerupai raksasa biru menaiki gajah.

Ribuan ogoh-ogoh diperkirakan diarak saat malam Pengerupukan di Bali. Malam Pengerupukan menjadi puncak sebelum Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1946. Esok harinya, saat Nyepi, Pulau Dewata akan sipeng (hening).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum malam Pengerupukan, sejumlah pemerintah daerah (Pemda) di Bali menggelar lomba ogoh-ogoh. Misalkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar menggelar Kasanga Festival 2024 pada 1-3 Maret lalu dengan hadiah puluhan juta rupiah.

Pemkab Badung juga menggelar lomba ogoh-ogoh. Dinas Kebudayaan Badung menilai ratusan ogoh-ogoh dari tujuh zonasi di Gumi Keris, sebutan Badung. Juri memilih tiga terbaik di masing-masing zona untuk dinilai kembali di tingkat kabupaten.

ADVERTISEMENT

"Dicari enam juara," papar Kepala Dinas Kebudayaan Badung, I Gede Eka Sudarwitha, Minggu (18/2/2024).

Ogoh-ogoh 'Bhuta Enjek Pupu' karya ST Putra Tunggal, Banjar Belulang, Desa Kapal, Mengwi, Badung.Ogoh-ogoh 'Bhuta Enjek Pupu' karya ST Putra Tunggal, Banjar Belulang, Desa Kapal, Mengwi, Badung. Foto: Foto: Istimewa

Ogoh-ogoh yang ikut lomba tersebut akan dinilai oleh praktisi, seniman, budayawan, tokoh desa adat, hingga akademikus yang berkompeten di bidang seni. Aspek yang dinilai meliputi konsep atau ide yang diangkat, penyusunan sinopsis, anatomi, khususnya karakteristik wajah, keserasian hingga inovasisekaa teruna.

Adapun, juara 1 lomba ogoh-ogoh se-Badung akan mendapatkan hadiah Rp 50 juta yang akan diumumkan setelah Hari Raya Nyepi. "Juara 2 mendapat Rp 45 juta dan juara 3 hadiahnya Rp 40 juta," ujar Gede Eka.

Sejumlah sekaa teruna antusias membuat ogoh-ogoh. Misalkan, ST Eka Laksana yang membuat ogoh-ogoh bertema 'Brangti' dari bahan alami seperti bambu, serbuk kayu, serbuk kopi, hingga kuaci. Anggaran untuk membuat ogoh-ogoh berbobot 2 ton dengan tinggi 4,3 meter itu mencapai Rp 50 juta.

"Proses tersulit itu pemasangan detail-detail pada badan ogoh-ogoh, seperti menggunakan serbuk kayu, bambu, kelapa kering, kacang-kacangan, hingga beras merah," ungkap Ketua ST Eka Laksana, I Gede Oka Janardana, di Sesetan, Denpasar, Bali, Sabtu (17/2/2024).

Janardana dan pemuda dari ST Eka Laksana membuat ogoh-ogoh 'Brangti' dengan tujuan untuk mengingatkan manusia agar tidak merusak alam. Misalkan, setop penebangan liar, buang sampah sembarangan, hingga eksploitasi alam.

Lain halnya dengan ST Putra Tunggal. Kelompok pemuda dari Banjar Adat Belulang, Desa Kapal, Badung, Bali, itu membuat ogoh-ogoh bertema 'Butha Enjek Pupu'. Pembuatan ogoh-ogoh setinggi 3,5 meter dan berbobot 500 kilogram itu menelan biaya Rp 100 juta.

Ketua ST Putra Tunggal, I Ketut Gede Hary Sungihada, menerangkan ogoh-ogoh yang menampilkan sosok raksasa bertangan empat dan sosok petani itu menelan biaya besar karena dilengkapi dengan tiga mesin. Walhasil, kepala dan sayap raksasa itu bisa bergerak.

"Kami pakai mesin untuk mendukung visual ogoh-ogoh supaya terlihat realis," tutur Hary kepada detikBali, di Balai Banjar Adat Belulang, Badung, Bali, Minggu (25/2/2024).

Hary dan teman-temannya membuat ogoh-ogoh tersebut sejak Desember 2023. Mereka bekerja sejak pukul 16.00 Wita hingga pagi. Penentuan tema dan konsep cerita ogoh-ogoh dibantu praktisi Sastra Bali dan Jawa Kuno yang juga Bendesa Adat Kapal, I Ketut Sudarsana.

Butha Enjek Pupu merupakan sosok bhuta kala yang konon bertugas untuk merusak hasil panen dan menghentikan kehidupan manusia tamak.

ST Putra Tunggal mengeluarkan biaya Rp 100 juta untuk membuat ogoh-ogoh 'Butha Enjek Pupu'. Dana itu berasal dari kas sekaa teruna dan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Badung sebesar Rp 20 juta.

Tak hanya sekaa teruna, I Ketut Suka Tanaya juga membuat ogoh-ogoh. Dia sudah menerima pesanan ogoh-ogoh mini sejak sebulan lalu. Bahkan, ia telah menjual sekitar 200 ogoh-ogoh mini. Penjualan tersebut meningkat 100 persen dari Nyepi tahun lalu.

"Sampai hari-H (Pengerupukan), mungkin bisa tembus 300 ogoh-ogoh mini yang terjual karena saat ini masih banyak pesanan yang belum diambil oleh pemiliknya," tutur Tanaya, Minggu (3/3/2024).

Tanaya konsisten membuat ogoh-ogoh mini meski hanya untuk dipajang di depan toko miliknya, Karangasem, Bali. Warga yang berminat bisa langsung datang dan membeli instalasi serupa patung mungil tersebut. Ia dibantu oleh delapan pekerja untuk menyelesaikan ogoh-ogoh tersebut.

Tanaya menjual ogoh-ogoh mini mulai dari Rp 70 ribu hingga Rp 250 ribu. Selain ogoh-ogoh mungil, ia juga menjual ogoh-ogoh berukuran besar dengan harga dari Rp 3,5 juta hingga Rp 9,5 juta.

"Ogoh-ogoh berukuran besar, pesanan yang masuk sudah ada sebanyak 18 buah. Kami sudah tidak menerima pesanan lagi karena waktunya yang sudah mepet," ucap pria berusia 31 tahun itu.

Sekaa Teruna Kembang Sari, Banjar Banyubiru, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali saat mengecat ogoh-ogoh bertema 'Mebarung Gelung', pada Senin (26/2/2024).Sekaa Teruna Kembang Sari, Banjar Banyubiru, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali saat mengecat ogoh-ogoh bertema 'Mebarung Gelung', pada Senin (26/2/2024). Foto: Putu Adi Budiastrawan/detikBali

Staf Ahli Kebudayaan Pariwisata Kota Denpasar Komang Indra Wirawan menjelaskan ogoh-ogoh sebagai budaya baru di Bali terinspirasi dari ritual Pitra Yadnya, Kaki Patuk Nini Patuk. Ogoh-ogoh mulai dikaitkan rangkaian Nyepi sejak 1983 dan disosialisasikan melalui Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-12.

"Budaya baru dan ogoh-ogoh itu dipamerkan atau diparadekan dalam PKB ke-12," tutur pria yang akrab disapa Komang Gases itu, Selasa (5/3/2024).

Komang Gases menjelaskan secara prinsip ogoh-ogoh tidak terkait langsung dengan Hari Raya Nyepi. Menurut dia, prosesi yang terkait langsung dengan Nyepi antara lain melasti, tawur kasanga, hingga ngembak geni.

Seniman yang juga akademikus itu mengungkapkan pawai ogoh-ogoh saat Pengerupukan bermula untuk mengisi kesenjangan waktu saat Tilem Kasanga. "Tidak ada ogoh-ogoh pun, Hari Raya Nyepi tetap dilaksanakan. Inilah yang dinamakan budaya agama, agama yang dibudidayakan," imbuh Komang Gases.

Ogoh-ogoh, Komang Gases melanjutkan, bersifat profan dan tidak ada kaitannya dengan hal sakral. Namun, karena masyarakat Hindu di Bali percaya dengan sebuah proses, maka setiap pekerjaan termasuk berkarya seni selalu dikaitkan dengan ritual meskipun kecil.

Komang Gases menegaskan ogoh-ogoh merupakan produk seni yang turut melibatkan nilai-nilai etika, estetika, dan logika. Ia menilai besar kecilnya dana yang dibutuhkan untuk menggarap karya ogoh-ogoh bersifat relatif.

"Besar kecilnya dana yang dikeluarkan itu relatif tergantung bagaimana sang kreator, seniman, mengaplikasikan bentuk-bentuk karya yang dipergunakan," imbuh penulis buku Calonarang: Ajaran Tersembunyi di Balik Tarian Mistis itu.

Meski ogoh-ogoh merupakan tradisi yang belum lama, sekaa teruna dan warga Bali sangat tertarik dengan ogoh-ogoh. Para pemuda di banjar-banjar antusias membuat ogoh-ogoh, pemerintah daerah menggelar lomba ogoh-ogoh dan festivalnya, serta masyarakat bisa menikmati ogoh-ogoh.

Pembaca detikBali, kami melaporkan kemeriahan di Bali menjelang Nyepi karena ogoh-ogoh. Selamat membaca!

1.

2.

3.

4.

5.

6.




(iws/gsp)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikbali

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
detikTravel
detikNews
Sepakbola
Wolipop
detikHot
detikFood
Sepakbola
Hide Ads